Kepala Kantor Departemen Agama Kapuas Mahli, menyebut ke-24 gedung Madrasah Ibtidaiyah setingkat SD itu telah mereka usulkan kepada Pemkab Kapuas agar mendapat dana alokasi khusus (DAK) pada 2009.
"Umumnya, keadaan sekolah yang diusulkan itu sudah rusak parah. Seperti dinding kelas banyak yang jebol, atap bocor, serta lantainya lapuk karena dibangun sejak puluhan tahun lalu dan belum pernah diperbaiki," ujar Mahli, Rabu (31/12).
Di Kabupaten Kapuas, saat ini tercatat ada 115 Madrasah Ibtidaiyah, 32 MTs, dan 17 MA. Sebagaian besar berstatus swasta, sehingga operasionalnya masih mengandalkan partisipasi masyarakat.
Dengan jumlah madrasah sebanyak itu, Kapuas tercatat masih sebagai kabupaten yang memiliki madrasah terbanyak se-Kalimantan Tengah.
Didampingi Kasi Mapenda Abdul Khalik, Mahli merinci, ke-24 sekolah yang perlu segera diperbaiki itu meliputi enam unit di Kecamatan Selat, dua unit di Basarang, lima unit di Kapuaskuala, dua unit di Kapuastimur, lima unit di Pulaupetak, dan empat unit di Kapuasmurung.
Diakui dia, pembangunan dan rehabilitasi MI masih mengandalkan dari DAK bidang pendidikan yang dianggarkan dari pemkab. Sedangkan pembiayaan langsung dari pusat, seperti bantuan langsung madrasah, sejauh ini belum ada petunjuk teknis dari Depag pusat.
Sementara Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kapuas Grendy Toendan, menyebut pada 2009 Kapuas mendapat alokasi dana sebesar Rp 20,179 miliar untuk rehabilitasi 75 unit gedung sekolah. Angka ini lebih kecil dibanding jumlah yang diterima pada 2008 sebesar Rp 22,14 miliar untuk 75 sekolah. Selain dari DAK, dana itu juga bersumber dari dana pendamping (DAU).
Namun madrasah yang berada di bawah naungan Departemen Agama, dijanjikan tetap akan mereka usulkan. "Soal sekolah atau madrasah mana saja yang mendapat dana DAK, masih dalam perencanaan. Selain itu, kami juga menunggu juknis yang diatur dalam permendiknas soal teknis pelaksanaan dana tersebut," jelas Grendy. [bpost]
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar